Best Friend
xh jungsu x niziu mako
Maura Cornelia. Sejak kecil Jason lebih suka memanggilnya Mako karena di sekolahnya ada 4 Maura. Jason mungkin terkenal sebagai si koko ganteng FEB yang bisa dengan mudah kamu temukan sosoknya bersama gadis yang berbeda setiap harinya. Namun, yang bisa mengakses teritori privatnya jelas hanya satu orang. Mako.
Seperti sabtu pagi ini ketika Mako yang sudah hapal di luar kepala password apartemen Jason. Membuka pintu lantas mendapati tuan rumah baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya.
“MAKO ANJIR NGAGETIN!” Pekik Jason heboh. Sementara Mako hanya meliriknya sekilas sebelum Jason masuk kembali ke kamar mandi dan menyembulkan kepala di pintu kamar mandi.
“Mako Sayang ambilin baju gue dong.”
Setengah hati Mako masuk kamar Jason dan mengambilkan sepotong celana dan kaus. Jangan tanya bagaimana Mako tahu letaknya sebab ia juga yang membantu Jason menata lemari.
Tidak sampai 3 menit setelah Mako memberikan Jason pakaiannya, si pemuda sudah keluar dengan rambut acak-acakan. Duduk di sisi Mako yang fokus menonton TV.
“Pasti gagal kan blind datenya?”
“Exactly. Freak banget pamer ina itu lah dia gatau bokap gue siapa.”
“Terus?”
“Ya udah dia nganter pulang tp gue bawa ke sini. Dia tanya unit gue berapa kalau-kalau dia mau ngirim makanan atau hadia—”
“Jangan bilang?”
Mako mengulas senyum lebar. “Hehe. Gak apa-apa kali lumayan lo dapet asupan makan 3x sehari gratis.”
“Setan betul ya lo.”
Mako hanya mengedikkan bahu dan lanjut menonton tv. Sementara Jason mengambil sebuah buku di laci rak tv yang tadi dibacanya. Berdua sibuk dengan aktivitas masing-masing sampai Jason bersuara.
“Ko?”
“Hmm?”
“Lo kenapa gak mau pacaran sama gue?”
Sepertinya pertanyaan itu mampu mengalihkan perhatian Mako yang kini menatap Jason lamat. Kedua alisnya nyaris bertaut.
“Gak mau. Cewe lo banyak.”
Dan Jason sudah bisa menebak jawabannya. Ini toh bukan kali pertama ia bertanya.
“Lah kan semua ga ada yang pacar, Ko. Ya deket-deket aja….?”
“Deket-deket aja?!” Nada suara Mako meninggi. Ia maju mendekat pada Jason dan meraih kerah si pemuda.
“Sedekat ini?”
Jason terbelalak. Berjarak 5 sentimeter dari Mako secara tiba-tiba nyaris membuat jantungnya jatuh sampai telapak kaki.
“Anjing! Mako jauh-jauh gue deg-degan!”
Mako mundur sembari tergelak. Kembali fokus pada tayangan televisi yang sejujurnya tidak ada menarik-menariknya. Mako jadi kepikiran sendiri mengapa selama ini ia enggan pacaran dengan Jason. Satu-satunya alasan yang ada di kepalanya hanya—
“Gue takut kita gak bisa kayak gini lagi kalau putus.”—ujarnya yang sanggup menutup buku Jason. Pandangan penuh menatap Mako yang tak berminat balik menatapnya.
“Ya gak bakalan putus. For God Sake gue gak nemu alasan buat jauh dari lo. Sekarang ataupun suatu saat nanti.”
Kata-kata Jason berhasil menarik atensi Mako. Si gadis menatapnya lamat untuk kemudian menimpuknya dengan bantal.
“SERIUS BANGET SIH KAYAK UDAH SIAP KAWIN!”
Jason hanya mampu tergelak. Menatap sahabatnya yang ia tahu sedang setengah mati menahan perasaan salah tingkah.
“Ya kalau kawinnya sama lo gue siap kapan aja sih.”
Oke selanjutnya tas Mako yang melayang ke kepala Jason.